Indonesia Vs Malaysia We Are One Forever
Info penerimaan mahasiswa baru IDIA Prenduan tahun akademik 2010-2011 silahkan klik di sini
Ya Allah Jangan Kau Coba Aku Melebihi Batas Mampu Dan Sanggupku

Mampukah Remaja Sekarang Menjadi Sufi ???

Minggu, 26 Desember 2010

Kirim ini ke Facebook Anda..

www.tips-fb.com

Mungkin kalau dipikir memang sulit untuk menjadi sufi Yang kedengarannya tidak asing lagi diteliga kita sehinnga kedengarannya biasa¬-biasa saja tapi apakah segampang yang kita fikirkan kalu kita igin jadi sufi yang kelihatanya kita tidak bisa dan golongan yang tertentu saja yang bisa.

Sebenarnya kita bisa menjadi sufi yang dimana itu akan gampang kita jalani, kalau kita mau dan memantapkan hati kita karna apa??? karena kita mau menjadi sufi kita harus mulai dari hati dahulu yang mana amalan hati itu adalah topic utama yang sejak dahulu sangat diperhatikan oleh para ulama’. Mengingat pokok pangkal menjadi sufi itu sangat erat dengan hati, kita harus membersihkan dahulu hati kita baru kita akan gampang untuk menjadi sufi.

Yang pertama yang mau menjadi sufi yaitu tobat yang mana hamper manyoritas kaum sufi sepakat bahwa tobat merupakan maqam pertama, abu yaqub yusuf ibnu hamdan al-susi misalnya, menyebutkan maqam (tingkat) pertama dari maqamat orang-orang yang menempuh jalan menuju allah adalah tobat. Dan al-ghazali menyebut tobat sebagai permulaan jalannya para salik ( mabda’ thariq al-salikin). Mudalnya harta orang-orang yang beruntung ra’sumal al-faizin.
Secara literal, tobat berarti “kembali” dalam perspektif tasawuf, tobat berarti kembali dari perbuatan yang menyimpang, berjanji tidak mengulangi lagi, kemudian kembali kepada allah. Kembali kepada allah bermakana mengerjakan segala yang disukainya. Dalam hal ini ada sebuah hadits qudsi yang menyatakan. “hambaku yang secara kontinyu yang mendekat kepadaku dengan iabadah-ibadah sunnah, maka aku akan mencintainya, jika aku mencintainya, maka aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia akan mendengar, menjadi matanya yang dengannya ia melihat, menjadi tangannya yang dengannya ia memukul dan menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan.
Yang kedua wara’ secara literal wara’ berarti menjauhkan diri dari dosa dan dari hal-hal yang shubhat dan ma’siat. Dalam perspektif tasawuf, wara’ bermakna menahan diri hal-hal yang tidak pantas, sia-sia, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang haram (terlarang).
Yang ketiga zuhd yang mana secara literal berarti meninnggakan, tidak tertarik dan tidak menyuakai perhiasan dan kehormatan dunia. Dalam perspektif tasawuf, zuhud diartikan dengan kebencian hati terhadap hal ihwal keduniaan dan menjauhkan diri dari kartena taat kepada allah.
Yang keempat faqr yang mana dalam tasauf, faqr berarti senantiasa merasa butuh kepada allah. Seorang hamba menyatakan diri tidak memiliki sesuatu, bebas dari segala jenis keterikatan kepada hal-hal duniawi, mersakan kebutuhan dan ketidak berdayaan di hadapan allah. Hal ini sesuai dengan firman allah, “wahai manusia, kamulah yang fakir (butuh) kepada allah, sedangkan allah maha kaya lagi terpuji.” (Qs.fathir :15). Jadi faqr itu bukan orang yang tidak punya bekal hidup, tapi orang yang bersih atau kosong hatinya dari keinginan duniawi.
Yang keenam shabr yang mana secara literal sabar berate menahan atau menanggung. Dalam perspektif tasawuf sabar berarti menjaga adab dihadapan musibah yang menimpanya, selalu tabah menjalani perintah allah dan menjauhi larngannya, serta tabah pula dalam mengahdapi setiap peristiwa tanpa memperlihatkan keputusasaan. Hal ini sesuai dengan firman allah, “bersabarlah (engakau muhammad) dan tiadalah kesabaranmu kecuali dengan pertolongan allah.” (Qs. Al-nahl:127).
Yang ketuju tawakkul yang mana secara literal, tawakkul (tawakkal) berarti memasrahkan diri, menyerahkan kepadan-Nya dan mencukupkan diri dengan-Nya. Dalam perspektif tasawuf, tawakkul berarti mempercayakan atau menerahkan segenap maslah kepada allah sepenuhnya dan menyandarkan kepada-Nya penanganan berbagai masalah yang dihadapi. Dalam konteks tasawuf, tawakkul merupakan refleksi dari tawhid yang murni, sebab jika masih ada ketakutan atau ketergantungan pada sesuatu mahkluk berarti ia masuk kedalam syirik khafi (mempersekutukan allah secara sembunyi).
Mungkin kalau kita bisa melakukan dengan sungguh-sungguh dan benar kita akan bisa menjadi sufi yang mana selama ini orang takut dan canggung mendengar tentang masalah sufi yang mana kitapun bisa juga menjadi sufi kalau kita punya kenyakinan dan kemauan yang kuat.

Artikel Terkait



2 komentar:

ehm kommunika mengatakan...

kayaknya kembali pada diri kita sendiri ya brader..untuk menjadi sufi...yg benar benar sufi itu ternyata tidaklah mudah,,trus ada pertanyaan nih..bgaimana seseorang atau ciri2 nya seseorang bisa dikatakan telah menjadi sufi...???THE REAL SUFI...hehe..

nice post brader,,,hee txs,

Ladida mengatakan...

wah . , utk menjadi sufi yg benar2 sufi . , spertinya tdk mudah utk remaja pada waktu sekarang ini . ,


Profil lengkap


HELO SOBAT BLOGGER MAMPIR SINI YACH..Hp:087850265023 KEPADA SEGENAP PENGUNJUNG SAYA UCAPKAN TERIMA KASIH SUDAH MENGISI ABSEN HADIR DISNI, DAN MOHON MAAF JIKA SAYA TERLAMBAT MEMBALAS KUNJUNGAN ANDA....
Sekalian follow yach!! i will follow u back ok??